Selasa, 09 Juni 2015

makalah,pengertian epistgimologi dan ilmu mistik


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena atas izin Nya kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah filsafat ilmu ini yang membahas tentang ontology pengetahuan ilmu mistik.Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas makalah pada mata kuliah filsafat ilmu
kami berharap dengan selesainya makalah ini, para pembaca bisa memahami materi yang disajikan dan bisa bermanfaat dalam proses pembelajaran di kelas maupun dalam praktiknya di kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini, kami harap kepada para pembaca untuk dapat dimaklumi.Terima kasih atas perhatiannya, dan selamat mempelajari pembahasan tentang ontology pengetahuan ilmu mistik.


                                                                                                                   Penyusun














BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Filsafat disebut sebagai Mother of Scienceatau induk dari segala ilmu pengetahuan. Dikatakan demikian karena filsafat sendiri memiliki arti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, dimana filsafat dibagi menjadi dua bagian yakni filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis yang mencakup ilmu pengetahuan alam, ilmu eksakta dan matematika serta ilmu tentang ketuhanan dan metafisika sedangkan filsafat praktis mencakup norma-norma, urusan rumah tangga dan sosial politik. Filsafat merupakan sebuah proses dan bukan merupakan sebuah produk, sebab filsafat berarti upaya manusia untuk memahami sesuatu secara sistematis, radikal dan kritis. Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Pengetahuan sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan filsafat, pengetahuan sains, dan pengetahuan mistik. Dikalangan masyarakat, mistik  dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis)  yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman didalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan.  Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. dalam makalah ini penulis akan menjabarkan lebih detail tentang pengertahuan mistik.
Seiring perkembangan zaman, pengetahuan mistik menjadi terkesampingkan, akibat dari positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan maka Comte pun menganjurkan pola hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama karena merupakan anakronisme yang harus ditinggalkan. Dan orang yang masih berpegang pada agama merupakan ciri orang primitif.
Pengetahuan ini amat penting, karena pengetahuan ini sering dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat terselesaikan oleh sain dan filsafat, oleh karena itu, dalam makalah ini  kami akan sedikit mengulas apa itu pengetahuan mistik, objek, cara memperoleh dan ukuran kebenarannya yang dikenal dengan istilah epistimologi pengetahuan mistik, dengan hal ini semoga khususnya kami sebagai penyusun dan umumnya pembaca sekalian dapat termotivasi untuk mengenal lebih jauh tentang pengetahuan mistik.






















B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.    Apa hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika )?
2.     Bagaimana struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika ) ?
3.     Apa saja aliran – aliran dalam Metafisika ontologi ?
4.    Apa saja Kegunaan Pengetahuan Mistik ?
5.    Apa saja Objek pengetahuan Miistik ?
6.    Bagaiamana cara memperoleh pengetahuan mistik ?
7.    Bagaimana mengukur kebenaran pengetahuan  mistik ?
8.    Apa saja manfaat pengetahuan  mistik ?
9.    Bagaimana cara menyelesaikan masalah pengetahuan mistik?

C.    Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1.    Untuk mengetahui hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika )
2.     Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika )
3.     Untuk mengetahui aliran – aliran dalam Metafisika ontologi
4.    Untuk mengetahui Kegunaan Pengetahuan Mistik
5.    Untuk mengetahui Objek pengetahuan Miistik
6.    Untuk mengetahui memperoleh pengetahuan mistik
7.    Untuk mengetahui bagaimana mengukur kebenaran engetahuan ilmu mistik
8.    Untuk mengetahui apa saja manfaat pengetahuan ilmu mistik
9.    Untuk mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah pengetahuan mistik










BAB II
PEMBAHASAN

A.  Hakikat Pengetahuan Mistik
Secara etimologi mistik merupakan perkara-perkara ghaib yang hanya difahami oleh minoritas manusia. Adapun bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan tentang tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual.  pengetahuan mistik merupakan pengetahuan yang terlepas dari rasio dan indra. Pengetahuan mistik tidak dapat difahami rasio karena sasaran dari mistik itu sendiri bukan rasionalitas melainkan keyakinan. Pun juga mistik tidak bisa dibuktikan secara langsung tetapi harus melalui tahap-tahap yang rumit sehingga bisa dibuktikan secara empiris.
Namun seiring perkembangan zaman, pengetahuan mistik menjadi terkesampingkan, akibat dari positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan maka comte pun menganjurkan pola hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama karena merupakan anakronisme yang harus ditinggalkan. Dan orang yang masih berpegang pada agama merupakan ciri orang primitip.
Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Mistik mempunyai arti:
1.    Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk
2.    Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa
Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang teRtentu saja, terutama sekali bagi penganutnya
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictonery Of Current English, 1957:828) Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Aristoteles menyinggung masalah metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’, yang berisi hal-hal yang bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat teoretis yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi inti filsafat.
Pengetahuan metafisika ( mistik ) adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio. Pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Tafsiran paling pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat wujud-wujud bersifat ghaib ( supranatural ) dan wujud ini lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata.
Ø  Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam dan manusia dikuasai oleh wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis. misalnya  (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada benda, seperti batu, pohon) merupakan contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supernaturalisme.
Ø   Naturalisme yaitu paham yang menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural karena naturalism hanya menerima pandangan yang menyatakan bahwa ada itu semata-mata realitas alam.
Ø  Materialisme yang merupakan turunan naturalisme merupakan paham yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh yang kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.

B.  Struktur Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya mistik dibagi menjadi dua, yaitu :
·         Mistik Biasa, jika dalam islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan tertentu.
·          Mistik Magis, adalah sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
§  Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan, sehingga dukungan tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
§  Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
Ketiga,mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap ( sya’badzah ).

C.   Aliran – aliran dalam Metafisika Ontologi ( Pengetahuan Mistik )
Ontologi terdiri dari dua kata Ontos yang berarti sesuatu yang berwujud dan yang berarti ilmu, jadi ontology dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud hakikat yang ada.[1] Ontology atau bagian metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh yang mengkaji persoalan-persoalan, seperti hubungan akal dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan, dan lainnya. Ontologi merupakan cabang filsafat yang membicaran tentang yang ada dalam kaitan dengan ilmu, landasan ontology mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaiman awujud hakiki dari objek tersebut ? bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan.[2]
Di dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan- pandangan pokok pemikiran : monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme.
a.      Aliran Monoisme, paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham monoisme kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
        Aliran materialisme
Menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.
      Aliran idealisme
Menurut idealisme, gambaran yang benar yang tepat sesuai dengan kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu yang mustahil, sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil dari proses mental yang niscaya bersifat subyektif. Pengetahuan bagi penganut idealisme bukan hanya merupakan gambaran subyektif, bukan gambaran obyektif tentang kenyataan. Dengan demikian, pengetahuan menurut teori idealistik ini tidak memberikan gambaran yang tepat tentang kenyataan di luar alam pikiran manusia.
Dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba ruh, idealism diambil dari kata ‘idea’ yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam ini semua berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelmaan ruhani.
Aliran materialisme menolak hal-hal yang tidak terlihat. Bagi materialisme, ada yang sesungguhnya adalah yang keberadaannya semata-mata bersifat material atau sama sekali bergantung pada material. Dengan demikian, bagi materialisme, relaitas yang sesungguhnya adalah alam kebendaan, sesuatu yang riil atau nyata.
Beberapa filosof atau tokoh yang tergolong pada aliran materialisme adalah Thales, Anaximenes, dan Anaximandris. Tokoh atau para filosof yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Thales mengajarkan bahwa ‘asas permulaan ( arche ) dari segala sesuatu itu adalah satu, yaitu air. Air adalah pangkal pokok ( asas ) dari dasar ( prinsip ) segala-galanya. Semua benda terjadi dari air dan semuanya akan kembali kepada air pula. Berdasarkan rasio dan pengalaman yang dilihat nya sehari-hari , Thales mrnyimpulkan tentang asal terbuktinya alam ini. Sebagai orang pesisir, Thales dapat melihat setiap hari brtapa air laut menjadi sumber hidup. Begitu juga dengan bangsa Mesir, betapa nasib rakyat Mesir sangat bergantung pada air sungai Nil. Air sungai nil itulah yang menyuburkan tanah sepanjang yang dilaluinnya dan dimanfaatkan oleh manusia. Jika tidak ada air sungai Nil itu, negeri Mesir kembali menjadi padang pasir. Demikianlah, air laut, air sungai menyebarkan bibit kehidupan seluruh dunia. Semuanya itu air ! semuanya bersumber dari asal yang satu, air. Dengan demikian, semuanya itu satu.
Selain Thales, muncul Anaximandros (640-540 SM), yang berpandangan tentang asas pemula dari segala sesuatu adalah hanya satu, yaitu yang tidak terbatas (to aperion). anaximandros tidak mengakui pandangan Thales yang mengemukakan bahwa asas pertama adalah air. Sebab air tidak mungkin berada dimana-mana, di tempat kering, tempat basah, tinggi, rendah, termasuk juga api. Air adalah hal yang terbatas. Oleh karena itu, anasir utama yang menyusun alam itu adalah yang tidak terbatas.
Filosof lain adalah Anaximenes (538-480) yang termasuk kepada aliran materialisme. Anaximenes memberikan pandangan bahwa asas pemula seluruh alam semesta dengan segala isinya adalah hawa atau udara. Bukanlah udara itu meliputi seluruh jagat raya? Begitu Anaximenes beralasan.
Aliran idealisme atau aliran spiritualisme adalah lawan dari aliran materialisme. Menurut aliran idealisme semuanya serba cita (ideal) atau roh ( spiritual ). Aliran ini menganggap bahwa hakikat segala sesuatu yang ada berasal dari roh, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruang. Menurut anggapan aliran ini, materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh tersebut. Roh adalah sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah bayangan atau penjelmaan saja.
Aliran idealisme tumbuh dan berkembang sejak masanya Plato. Plato yang terkenal dengan pandangannya mengenai ide. Ajaran ide merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Ide bagi Plato tidak sama dengan pengertian ide yang dipahami oleh orang pada saat ini. Dasar pokok pemahaman ide itu dikemukakannya sebagai teori logika., kemudian meluas menjadi pandangan hidup, selanjutnya menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social dan bahkan mencakup pandangan agama. Pembahasan lengkap mengenai ketiga aspek ini ( teori logika, dasar umum bagi ilmu dan politik social, dan pandangan agama) telah diulas pada bab sebelumnya.
b.      Aliran Dualisme, adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut.
Aliran dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya. Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme , di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu ‘yang ada sebagi potensi’ dan ‘yang ada secara terwujud’. Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk(eidos).
Pengertian materi dalam pandangan aliran dualisme ini tidak sama dengan pengertian materi yang dipahami sekarang ini. Menurut Aristoteles, materi ( hule ) adalah dasar terakhir segala perubahan dari hal-hal yang berdiri sendiri dan unsure bersama yang terdapat di dalam segala sesuatu yang menjadi dan binasa. Materi dalam arti mutlak adalah asas atau lapisan bawah yang paling akhir dan umum. Tiap benda yang dapat diamati disusun dari materi. Oleh karena itu, materi mutlak diperlukan bagi pembentukan segala sesuatu. Di lain pihak, dapat dijelaskan bahwa materi adalah kenyataan yang belum terwujud, yang belum ditentukan, tetapi yang memiliki potensi, bakat untuk menjadi terwujud atau menjadi ditentukan oleh bentuk. Padanya ada kemungkinan untuk menjadi nyata, karena kekuatan yang membentuknya.
Sedangkan bentuk ( eidos ) adalah pola segala sesuatu yang tempatnya di luar dunia ini, yang berdiri sendiri, lepas dari benda yang konkret, yang adalah penerapannya. Bagi Aristoteles, eidos adalah asas yang berada di dalam benda yang konkret, yang secara sempurna menentukan jenis benda itu, yang menjadikan benda yang konkret itu disebut demikian ( misalnya disebut meja, kursi, dan lain-lain ). Jadi, segala pengertian yang ada pada manusia, seperti meja, kursi tersebut bukanlah sesuai dengan realitas ide yang berada di dunia ide, melainkan sesuai dengan jenis benda yang tampak pada benda konkret.
Demikianlah materi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Materi tidak dapat terwujud tanpa bentuk, sebaliknya bentuk tidak dapat berada tanpa materi. Tiap benda yang dapat diamati disusun dari bentuk dan materi.
c.       Aliran Pluralisme, berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuannyanyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure, lebih dari satu atau dua entitas.
d.      Aliran Nikhilisme, menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dlam pandangan nikhilisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
e.       Aliran Agnotisme, menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda, baik hakikat materi maupun hakikat ruhani.

D.   Kegunaan Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik)
Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri.
Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Cara pengetahuaan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.

E.   Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik)
Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti kebal, debus, pelet, penggunaan Jin, santet dan lain-lain. Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional.
Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.

F.    Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik
           Pengetahuan mistik tidak diperoleh melalui indra ataupun melalui akal. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa. Dalam agama samawi, salah satunya agama islam, cara untuk mendapatkan itu harus dengan cara membersihkan jasmani dan rohani terlebih dahulu. Agar unsur rohani bersih maka harus menghilangkan nafsu jasmani, diantara nafsu jasmani yang paling dominan adalah nafsu kelamin dan nafsu perut. Karena keduanya inilah yang akan menyebabkan banyak orang memasuki siksa tuhan di akhirat.
           Dalam pandangan para sufi, cara memperoleh pengetahuan mistik disebut juga thariqat yang terdiri dari maqam-maqam untuk menggapai tuhan. Pada umumnya cara untuk memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut juga riyadhah. Dari sinilah manusia memperoleh pencerahan yang dalam tradisi tasawuf disebut dengan istilah ma’rifah.Begitu pula dengan pengetahuan mistik yang di luar regional agama, cara untuk mendapatkannya adalah latihan batin.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode untuk mendapatkan pengetahuan mistik adalah latihan.
G.  Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam Kitab Suci bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, suatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, ya kepercayaan itulah yang menjadi kepercayaannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya


H.  Manfa’at Pengetahuan Mistik
Setiap segala sesuatu pasti mempunyai dua unsur, salah satunya adalah kegunaan. Tidak mungkin pengetahuan mistik dapat berkembang dan diikuti oleh banyak orang  jika tidak memiliki keguanaan. Kegunaan dari pengetahuan mistik itu sendiri mencakup area yang sangat luas.
Orang yang  paling banyak mengetahui kegunaan dari pengetahuan mistik adalah orang yang memiliki pengetahuan mistik itu. Makanya pengetahuan mistik bersifat subjektif. Di kalangan ummat islam pengetahuan mistik dapat menentramkan jiwa yang terusik. Bahkan bisa menemukan kenikmatan yang besar ketika orang islam dapat merasakan manisnya iman. Mungkin di sinilah Karl Marx menyebutnya agama sebagai candu bagi pemeluknya. Karena orang akan lebih banyak mengadu kepada tuhan daripada mencari jalan keluar dari masalahnya.
Padahal dalam konsep ajaran islam ada yang dinamakan tawakal. Menyerahkan permasalahan kepada tuhan setelah sebelumnya berusaha. Dan dengan tawakal itu orang akan merasakan tenang dalam jiwanya.
Mistik dapat mengatasi masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh filsafat dan ilmu pengetahuan. Seperti halnya orang yang sedang mengalami kegalauan hati, bila berobat ke dokter, maka dokterpun akan sulit mendiagnosa penyakitnya, bahkan ada yang menyuruh pasiennya agar pergi ke dukun saja.
Dalam menyelesaikan masalah, mistik tidak melalui proses indrawi dan tidak melalui proses rasio. Dan ini berlaku untuk semua jenis mistik, baik mistik hitam maupun mistik putih seperti yang banyak dikenal oleh mayoritas manusia.
Hampir seluruh agama di dunia mengakui adanya kehidupan mistik, termasuk jenis-jenis mistik yang mengandung kekuatan magic. Jadi ada dua macam mistik, yaitu mistik yang biasa dan mistik magic. Istilah mistik menunjukan kegiatan spiritual tanpa penggunaan rasio. Ini berlaku pada kedua macam mistik itu. Sedangkan mistik magic mengandung tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh penggunanya.
Kuroisitas manusia yang mendorong dirinya untuk mengetahui perkara-perkara ghaib semakin mengukuhkan adanya kehidupan mistik. Sejak zaman primitif sampai zaman modern ini mistik masih tetap digunakan meskipun dalam kondisi tertutup.
Nampaknya mistik sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragama. Dan ini terbukti dari dimasukkannya agama ke dalam ranah pengetahuan mistik. Setiap manusia jelas membutuhkan kegiatan spiritual. karena menurut Danah Zohar dalam diri manusia itu terdiri unsur god spot (sel ketuhanan), maka lahir spiritual question (SQ) yang melengkapi IQ dan EQ.

I.    Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dilihat dari macam mistiknya kalau mistik biasa prosesnya dengan pendekatan terhadap Tuhan untuk mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya.   Berbagai kekuatan luar dan kondisi alam pun tunduk di bawah tekanan  pancarannya. Dan akhirnya para tokoh dapat merumuskan berbagai formulasi kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Kitab suci. Dengan selalu memuji Tuhan dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila dipraktekkan. Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui huruf-huruf dan nama indah-Nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum.
Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat  mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik) adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra
Struktur pengetahuan mistik, jika dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam, yang masing-masing mempunyai perbedaan yang mendasar dalam segi kefilsafatannya. Sedangkan objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.





B.     Saran
·         Dalam mempelajri pengetahuan mistik ( metafisika ) diharapkan agar manusia tetap menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang erat kaitannya dengan tuhan.
·         Supaya menggunakan Pengetahuan Mistik sesuai dengan kapasitasnya dan untuk jalan kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.
·         Untuk perbaikan makalah ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan,


























DAFTAR PUSTAKA

Mohamamad Adib. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan logika ilmu pengetahuan, Yogjakarta : Pustaka Pelajar
Jujun S. Suriasumantri. 2013. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Susanto, A . 2011 . Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis . Jakarta : Bumi Aksara





[1] Muhammad Adib. Filsafat Ilmu:Ontologi, Epistemologi,Aksiologi dan Logika Ilmu Pengetahua,Yogjakarta:Pustaka Pelajar. Hlm 69

[2] Jujun, S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan hlm 34

Tidak ada komentar:

Posting Komentar