KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt
karena atas izin Nya kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah filsafat ilmu
ini yang membahas tentang ontology pengetahuan ilmu mistik.Tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas makalah pada mata kuliah filsafat
ilmu
kami berharap dengan selesainya
makalah ini, para pembaca bisa memahami materi yang disajikan dan bisa
bermanfaat dalam proses pembelajaran di kelas maupun dalam praktiknya di
kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan
dalam makalah ini, kami harap kepada para pembaca untuk dapat dimaklumi.Terima
kasih atas perhatiannya, dan selamat mempelajari pembahasan tentang ontology
pengetahuan ilmu mistik.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat berasal dari
bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos (cinta)
dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta
kebijaksanaan atau kebenaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat
yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
yang ada, sebab asal dan hukumnya. Filsafat disebut sebagai Mother of
Scienceatau induk dari segala ilmu pengetahuan. Dikatakan demikian karena
filsafat sendiri memiliki arti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia,
dimana filsafat dibagi menjadi dua bagian yakni filsafat teoritis dan filsafat
praktis. Filsafat teoritis yang mencakup ilmu pengetahuan alam, ilmu eksakta
dan matematika serta ilmu tentang ketuhanan dan metafisika sedangkan filsafat
praktis mencakup norma-norma, urusan rumah tangga dan sosial politik. Filsafat
merupakan sebuah proses dan bukan merupakan sebuah produk, sebab filsafat berarti
upaya manusia untuk memahami sesuatu secara sistematis, radikal dan kritis.
Jadi secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang
menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
Pengetahuan sendiri
dibagi menjadi tiga, yaitu pengetahuan filsafat, pengetahuan sains, dan
pengetahuan mistik. Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk
menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan
kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala
ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya
problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu
yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman
didalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik
tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat
digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma
sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat
membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. dalam makalah ini penulis akan
menjabarkan lebih detail tentang pengertahuan mistik.
Seiring
perkembangan zaman, pengetahuan mistik menjadi terkesampingkan, akibat dari
positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan maka Comte pun menganjurkan pola
hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal yang berbau mistik ataupun agama
karena merupakan anakronisme yang harus ditinggalkan. Dan orang
yang masih berpegang pada agama merupakan ciri orang primitif.
Pengetahuan ini
amat penting, karena pengetahuan ini sering dapat menyelesaikan persoalan yang
tidak dapat terselesaikan oleh sain dan filsafat, oleh karena itu, dalam
makalah ini kami akan sedikit mengulas apa itu pengetahuan mistik, objek,
cara memperoleh dan ukuran kebenarannya yang dikenal dengan istilah
epistimologi pengetahuan mistik, dengan hal ini semoga khususnya kami sebagai
penyusun dan umumnya pembaca sekalian dapat termotivasi untuk mengenal lebih
jauh tentang pengetahuan mistik.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Apa hakikat pengetahuan Mistik (
Metafisika )?
2. Bagaimana struktur dari pengetahuan Mistik (
Metafisika ) ?
3. Apa saja aliran – aliran dalam Metafisika
ontologi ?
4. Apa saja Kegunaan Pengetahuan Mistik
?
5. Apa saja Objek pengetahuan Miistik ?
6. Bagaiamana cara memperoleh
pengetahuan mistik ?
7. Bagaimana mengukur kebenaran pengetahuan
mistik ?
8. Apa saja manfaat pengetahuan mistik ?
9. Bagaimana cara menyelesaikan masalah
pengetahuan mistik?
C.
Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan
Mistik ( Metafisika )
2. Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan
Mistik ( Metafisika )
3. Untuk mengetahui aliran – aliran dalam
Metafisika ontologi
4. Untuk mengetahui Kegunaan
Pengetahuan Mistik
5. Untuk mengetahui Objek pengetahuan
Miistik
6. Untuk mengetahui memperoleh
pengetahuan mistik
7. Untuk mengetahui bagaimana mengukur
kebenaran engetahuan ilmu mistik
8. Untuk mengetahui apa saja manfaat
pengetahuan ilmu mistik
9. Untuk mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan masalah pengetahuan mistik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat
Pengetahuan Mistik
Secara etimologi mistik merupakan perkara-perkara ghaib
yang hanya difahami oleh minoritas manusia. Adapun bila dikaitkan dengan
agama ialah pengetahuan tentang tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau
latihan spiritual. pengetahuan mistik merupakan pengetahuan yang terlepas
dari rasio dan indra. Pengetahuan mistik tidak dapat difahami rasio karena
sasaran dari mistik itu sendiri bukan rasionalitas melainkan keyakinan. Pun
juga mistik tidak bisa dibuktikan secara langsung tetapi harus melalui
tahap-tahap yang rumit sehingga bisa dibuktikan secara empiris.
Namun seiring perkembangan zaman, pengetahuan mistik
menjadi terkesampingkan, akibat dari positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan
maka comte pun menganjurkan pola hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal
yang berbau mistik ataupun agama karena merupakan anakronisme yang harus
ditinggalkan. Dan orang yang masih berpegang pada agama merupakan ciri orang
primitip.
Menurut asal katanya,
kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim),
serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau
terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld)
Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia Mistik mempunyai arti:
1.
Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi
hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf,
suluk
2.
Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa
Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu
paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba
mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia,
tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal,
diketahui atau dipahami oleh orang-orang teRtentu saja, terutama sekali bagi
penganutnya
Mistik adalah
pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian
mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan)
tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas
dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner’s Dictonery Of
Current English, 1957:828) Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak
dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi
kebanyakan tidak dapat dibuktikan
secara empiris.
Aristoteles
menyinggung masalah metafisika dalam karyanya tentang ‘filsafat pertama’,
yang berisi hal-hal yang bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk
cabang filsafat teoretis yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga
ilmu metafisika menjadi inti filsafat.
Pengetahuan
metafisika ( mistik ) adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,
maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami rasio.
Pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan tidak
dapat dibuktikan secara empiris.
Tafsiran
paling pertama yang diberikan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa
terdapat wujud-wujud bersifat ghaib ( supranatural ) dan wujud ini lebih
kuasa dibandingkan dengan alam nyata.
Ø Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam
dan manusia dikuasai oleh wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis.
misalnya (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada benda, seperti batu,
pohon) merupakan contoh kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supernaturalisme.
Ø Naturalisme yaitu paham yang
menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural karena
naturalism hanya menerima pandangan yang menyatakan bahwa ada itu semata-mata
realitas alam.
Ø Materialisme yang merupakan turunan naturalisme merupakan
paham yang berpendapat bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh
yang kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu
sendiri.
B.
Struktur
Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya mistik
dibagi menjadi dua, yaitu :
·
Mistik
Biasa, jika
dalam islam, mistik biasa adalah tasawuf, karena tanpa mengandung kekuatan
tertentu.
·
Mistik Magis, adalah sesuatu
yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
§ Magis Putih, selalu dekat hubungannya dengan tuhan,
sehingga dukungan tuhan yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila
dicontohkan dalam Islam seperti mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
§ Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan
setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam memiliki
kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka mampu
melihat hal-hal ghaib dengan dukungan setan dan roh jahat. Contohnya seperti
santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang memiliki
kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
Pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau
pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah
menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini
sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua, mereka yang melakukan pengaruh
magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada di
dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut
jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau
rajah.
Ketiga,mereka yang melakukan pengaruh
magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada
orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap ( sya’badzah
).
C. Aliran – aliran dalam Metafisika
Ontologi ( Pengetahuan Mistik )
Ontologi
terdiri dari dua kata Ontos yang berarti sesuatu yang berwujud dan yang berarti
ilmu, jadi ontology dapat diartikan sebagai ilmu atau teori tentang wujud
hakikat yang ada.[1]
Ontology atau bagian metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada
secara menyeluruh yang mengkaji persoalan-persoalan, seperti hubungan akal
dengan benda, hakikat perubahan, pengertian tentang kebebasan, dan lainnya.
Ontologi merupakan cabang filsafat yang membicaran tentang yang ada dalam
kaitan dengan ilmu, landasan ontology mempertanyakan tentang objek apa yang
ditelaah ilmu? Bagaiman awujud hakiki dari objek tersebut ? bagaimana hubungan
antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan.[2]
Di
dalam pemahaman atau pemikiran ontology dapat ditemukan pandangan- pandangan
pokok pemikiran : monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme.
a.
Aliran Monoisme,
paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu
hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai
sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa ruhani. Tidak mungkin
ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monoisme oleh
Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham monoisme kemudian terbagi
ke dalam dua aliran :
Aliran materialisme
Menganggap
bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga
disebut dengan naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati merupakan kenyataan dan
satu-satunya cara tertentu.
Aliran idealisme
Menurut idealisme, gambaran yang benar yang tepat sesuai dengan
kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu yang mustahil,
sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme mentakrif hakikat ilmu sebagai
hasil dari proses mental yang niscaya bersifat subyektif. Pengetahuan bagi
penganut idealisme bukan hanya merupakan gambaran subyektif, bukan gambaran
obyektif tentang kenyataan. Dengan demikian, pengetahuan menurut teori
idealistik ini tidak memberikan gambaran yang tepat tentang kenyataan di luar
alam pikiran manusia.
Dinamakan
juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti
serba ruh, idealism diambil dari kata ‘idea’ yaitu sesuatu yang hadir dalam
jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam ini
semua berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang.
Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelmaan ruhani.
Aliran
materialisme menolak hal-hal yang tidak terlihat. Bagi materialisme, ada yang
sesungguhnya adalah yang keberadaannya semata-mata bersifat material atau sama
sekali bergantung pada material. Dengan demikian, bagi materialisme, relaitas
yang sesungguhnya adalah alam kebendaan, sesuatu yang riil atau nyata.
Beberapa
filosof atau tokoh yang tergolong pada aliran materialisme adalah Thales,
Anaximenes, dan Anaximandris. Tokoh atau para filosof yang hidup ratusan tahun
sebelum masehi. Thales mengajarkan bahwa ‘asas permulaan ( arche ) dari
segala sesuatu itu adalah satu, yaitu air. Air adalah pangkal pokok ( asas )
dari dasar ( prinsip ) segala-galanya. Semua benda terjadi dari air dan
semuanya akan kembali kepada air pula. Berdasarkan rasio dan pengalaman yang
dilihat nya sehari-hari , Thales mrnyimpulkan tentang asal terbuktinya alam
ini. Sebagai orang pesisir, Thales dapat melihat setiap hari brtapa air laut
menjadi sumber hidup. Begitu juga dengan bangsa Mesir, betapa nasib rakyat
Mesir sangat bergantung pada air sungai Nil. Air sungai nil itulah yang menyuburkan
tanah sepanjang yang dilaluinnya dan dimanfaatkan oleh manusia. Jika tidak ada
air sungai Nil itu, negeri Mesir kembali menjadi padang pasir. Demikianlah, air
laut, air sungai menyebarkan bibit kehidupan seluruh dunia. Semuanya itu air !
semuanya bersumber dari asal yang satu, air. Dengan demikian, semuanya itu
satu.
Selain
Thales, muncul Anaximandros (640-540 SM), yang berpandangan tentang asas pemula
dari segala sesuatu adalah hanya satu, yaitu yang tidak terbatas (to aperion).
anaximandros tidak mengakui pandangan Thales yang mengemukakan bahwa asas
pertama adalah air. Sebab air tidak mungkin berada dimana-mana, di tempat
kering, tempat basah, tinggi, rendah, termasuk juga api. Air adalah hal yang
terbatas. Oleh karena itu, anasir utama yang menyusun alam itu adalah yang
tidak terbatas.
Filosof
lain adalah Anaximenes (538-480) yang termasuk kepada aliran materialisme.
Anaximenes memberikan pandangan bahwa asas pemula seluruh alam semesta dengan
segala isinya adalah hawa atau udara. Bukanlah udara itu meliputi seluruh jagat
raya? Begitu Anaximenes beralasan.
Aliran
idealisme atau aliran spiritualisme adalah lawan dari aliran materialisme.
Menurut aliran idealisme semuanya serba cita (ideal) atau roh ( spiritual
). Aliran ini menganggap bahwa hakikat segala sesuatu yang ada berasal dari
roh, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruang. Menurut
anggapan aliran ini, materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada
penjelmaan roh tersebut. Roh adalah sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga
materi hanyalah bayangan atau penjelmaan saja.
Aliran
idealisme tumbuh dan berkembang sejak masanya Plato. Plato yang terkenal dengan
pandangannya mengenai ide. Ajaran ide merupakan inti dan dasar seluruh filsafat
Plato. Ide bagi Plato tidak sama dengan pengertian ide yang dipahami oleh orang
pada saat ini. Dasar pokok pemahaman ide itu dikemukakannya sebagai teori
logika., kemudian meluas menjadi pandangan hidup, selanjutnya menjadi dasar
umum bagi ilmu dan politik social dan bahkan mencakup pandangan agama.
Pembahasan lengkap mengenai ketiga aspek ini ( teori logika, dasar umum bagi
ilmu dan politik social, dan pandangan agama) telah diulas pada bab sebelumnya.
b.
Aliran Dualisme,
adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan,
yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh
sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun
ruh muncul bukan karena materi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya
aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua
aliran tersebut.
Aliran
dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya.
Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk.
Menurut paham dualisme , di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua
pengertian, yaitu ‘yang ada sebagi potensi’ dan ‘yang ada secara
terwujud’. Keduanya adalah sebutan yang melambangkan materi (hule)
dan bentuk(eidos).
Pengertian
materi dalam pandangan aliran dualisme ini tidak sama dengan pengertian materi
yang dipahami sekarang ini. Menurut Aristoteles, materi ( hule ) adalah
dasar terakhir segala perubahan dari hal-hal yang berdiri sendiri dan unsure
bersama yang terdapat di dalam segala sesuatu yang menjadi dan binasa. Materi
dalam arti mutlak adalah asas atau lapisan bawah yang paling akhir dan umum.
Tiap benda yang dapat diamati disusun dari materi. Oleh karena itu, materi
mutlak diperlukan bagi pembentukan segala sesuatu. Di lain pihak, dapat
dijelaskan bahwa materi adalah kenyataan yang belum terwujud, yang belum
ditentukan, tetapi yang memiliki potensi, bakat untuk menjadi terwujud atau
menjadi ditentukan oleh bentuk. Padanya ada kemungkinan untuk menjadi nyata,
karena kekuatan yang membentuknya.
Sedangkan
bentuk ( eidos ) adalah pola segala sesuatu yang tempatnya di luar dunia
ini, yang berdiri sendiri, lepas dari benda yang konkret, yang adalah
penerapannya. Bagi Aristoteles, eidos adalah asas yang berada di dalam benda
yang konkret, yang secara sempurna menentukan jenis benda itu, yang menjadikan
benda yang konkret itu disebut demikian ( misalnya disebut meja, kursi, dan
lain-lain ). Jadi, segala pengertian yang ada pada manusia, seperti meja, kursi
tersebut bukanlah sesuai dengan realitas ide yang berada di dunia ide,
melainkan sesuai dengan jenis benda yang tampak pada benda konkret.
Demikianlah
materi dan bentuk tidak dapat dipisahkan. Materi tidak dapat terwujud tanpa
bentuk, sebaliknya bentuk tidak dapat berada tanpa materi. Tiap benda yang
dapat diamati disusun dari bentuk dan materi.
c.
Aliran Pluralisme,
berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak
dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuannyanyata.
Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun dari
banyak unsure, lebih dari satu atau dua entitas.
d.
Aliran Nikhilisme,
menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia.
Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dlam pandangan
nikhilisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
e.
Aliran Agnotisme,
menganut paham bahwa manusia tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik
kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan
sebagainya. Sebab menurut aliran ini kemampuan manusia sangat terbatas dan
tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh
fikirannya. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat
benda, baik hakikat materi maupun hakikat ruhani.
D.
Kegunaan
Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik)
Mustahil
pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang
sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif,
yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi (pengetahuan
mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat
menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat.
Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau
berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau
tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri,
debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan
hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan
hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri.
Sementara
mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan.
Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada
segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya
terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi
mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara memperolehnya (epistemologi) ada
yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis
itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita
menyebutnya hitam. Cara pengetahuaan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui
proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih
dan mistik hitam.
E.
Objek
Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik)
Objek
pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib
termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang
hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak
dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional),
seperti kebal, debus, pelet, penggunaan Jin, santet dan lain-lain. Pengetahuan
mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan
akal rasional.
Pengetahuan
mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali
mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan
berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya
adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan mengatakan dalam
Al-Qur’an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti
bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu
kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita
percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan,
kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu teori
dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti
empiris itulah ukuran kebenarannya.
F.
Cara Memperoleh
Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik tidak diperoleh melalui indra ataupun melalui akal.
Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa. Dalam agama samawi, salah satunya
agama islam, cara untuk mendapatkan itu harus dengan cara membersihkan jasmani
dan rohani terlebih dahulu. Agar unsur rohani bersih maka harus menghilangkan
nafsu jasmani, diantara nafsu jasmani yang paling dominan adalah nafsu kelamin
dan nafsu perut. Karena keduanya inilah yang akan menyebabkan banyak orang
memasuki siksa tuhan di akhirat.
Dalam pandangan para sufi, cara memperoleh pengetahuan mistik disebut juga
thariqat yang terdiri dari maqam-maqam untuk menggapai tuhan. Pada umumnya cara
untuk memperoleh pengetahuan mistik adalah latihan yang disebut juga riyadhah. Dari
sinilah manusia memperoleh pencerahan yang dalam tradisi tasawuf disebut dengan
istilah ma’rifah.Begitu pula dengan pengetahuan mistik yang di luar
regional agama, cara untuk mendapatkannya adalah latihan batin. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metode untuk mendapatkan pengetahuan mistik
adalah latihan.
G.
Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran mistik dapat
diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan,
maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tatkala tuhan
mengatakan dalam Kitab Suci bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah
yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran
pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, suatu dianggap benar karena kita
mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan
pekerjaan, ya kepercayaan itulah yang menjadi kepercayaannya. Ada kalanya
kebenaran suatu teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris.
Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya
H. Manfa’at Pengetahuan Mistik
Setiap segala
sesuatu pasti mempunyai dua unsur, salah satunya adalah kegunaan. Tidak mungkin
pengetahuan mistik dapat berkembang dan diikuti oleh banyak orang jika
tidak memiliki keguanaan. Kegunaan dari pengetahuan mistik itu sendiri mencakup
area yang sangat luas.
Orang
yang paling banyak mengetahui kegunaan dari pengetahuan mistik adalah
orang yang memiliki pengetahuan mistik itu. Makanya pengetahuan mistik bersifat
subjektif. Di kalangan ummat islam pengetahuan mistik dapat menentramkan jiwa
yang terusik. Bahkan bisa menemukan kenikmatan yang besar ketika orang islam
dapat merasakan manisnya iman. Mungkin di sinilah Karl Marx menyebutnya agama
sebagai candu bagi pemeluknya. Karena orang akan lebih banyak mengadu kepada
tuhan daripada mencari jalan keluar dari masalahnya.
Padahal dalam
konsep ajaran islam ada yang dinamakan tawakal. Menyerahkan permasalahan kepada
tuhan setelah sebelumnya berusaha. Dan dengan tawakal itu orang akan merasakan
tenang dalam jiwanya.
Mistik dapat
mengatasi masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh filsafat dan ilmu
pengetahuan. Seperti halnya orang yang sedang mengalami kegalauan hati, bila
berobat ke dokter, maka dokterpun akan sulit mendiagnosa penyakitnya, bahkan
ada yang menyuruh pasiennya agar pergi ke dukun saja.
Dalam
menyelesaikan masalah, mistik tidak melalui proses indrawi dan tidak melalui
proses rasio. Dan ini berlaku untuk semua jenis mistik, baik mistik hitam
maupun mistik putih seperti yang banyak dikenal oleh mayoritas manusia.
Hampir seluruh
agama di dunia mengakui adanya kehidupan mistik, termasuk jenis-jenis mistik
yang mengandung kekuatan magic. Jadi ada dua macam mistik, yaitu mistik yang
biasa dan mistik magic. Istilah mistik menunjukan kegiatan spiritual tanpa
penggunaan rasio. Ini berlaku pada kedua macam mistik itu. Sedangkan mistik
magic mengandung tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh penggunanya.
Kuroisitas
manusia yang mendorong dirinya untuk mengetahui perkara-perkara ghaib semakin
mengukuhkan adanya kehidupan mistik. Sejak zaman primitif sampai zaman modern
ini mistik masih tetap digunakan meskipun dalam kondisi tertutup.
Nampaknya mistik
sangat erat kaitannya dengan kehidupan beragama. Dan ini terbukti dari
dimasukkannya agama ke dalam ranah pengetahuan mistik. Setiap manusia jelas
membutuhkan kegiatan spiritual. karena menurut Danah Zohar dalam diri manusia
itu terdiri unsur god spot (sel ketuhanan), maka lahir
spiritual question (SQ) yang melengkapi IQ dan EQ.
I.
Cara
Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah
Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dilihat dari macam
mistiknya kalau mistik biasa prosesnya dengan pendekatan terhadap Tuhan untuk
mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul
dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya.
Berbagai kekuatan luar dan kondisi alam pun tunduk di bawah tekanan
pancarannya. Dan akhirnya para tokoh dapat merumuskan berbagai formulasi
kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Kitab suci. Dengan selalu memuji Tuhan
dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila dipraktekkan.
Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui huruf-huruf dan
nama indah-Nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi dapat digunakan
manusia untuk menyelesaikan masalahnya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata mistik berasal dari bahasa
Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning),
tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam
kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik
sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang
memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau
ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman)
sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja,
terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak
rasional, ini pengertian yang umum.
Adapun pengertian mistik bila
dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan
yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari
ketergantungan pada indera dan rasio. Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan
pengetahuan metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan
tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman
manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika (Mistik)
adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika
membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada
sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra
Struktur pengetahuan mistik, jika dilihat dari
sifatnya terbagi menjadi dua, mistik biasa dan mistik magis, mistik magis
sendiri terbagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam, yang
masing-masing mempunyai perbedaan yang mendasar dalam segi kefilsafatannya. Sedangkan objek pengetahuan mistik
ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan,
Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.
B. Saran
·
Dalam
mempelajri pengetahuan mistik ( metafisika ) diharapkan agar manusia tetap
menjaga pengetahuan mistik, karena manusia memiliki sel ketuhanan yang erat
kaitannya dengan tuhan.
·
Supaya
menggunakan Pengetahuan Mistik sesuai dengan kapasitasnya dan untuk jalan
kebaikan dan mengarahkannya pada jalan kebenaran.
·
Untuk
perbaikan makalah ini, maka kritik dan saran sangat kami harapkan,
DAFTAR PUSTAKA
Mohamamad Adib. 2011. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi,
Aksiologi dan logika ilmu pengetahuan, Yogjakarta : Pustaka Pelajar
Jujun S. Suriasumantri. 2013. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,Jakarta
: Pustaka Sinar Harapan
Susanto, A . 2011 . Filsafat Ilmu
: Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis .
Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar